" RASULAN ", Ungkapan Syukur Masyarakat Kalurahan Sumberejo

LAELLA 25 Juli 2022 10:13:50 WIB

Sumberejo ( SID ). Senin,25 Juli 2022. Rasulan, tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat di daerah Kalurahan Sumberejo, Kapanewon Semin. Tradisi ini adalah tradisi turun temurun yang biasa dilaksanakan masyarakat setelah panen raya dilakukan para petani. Rasulan diadakan sebagai ucapan rasa syukur masyarakat atas rezeki yang diterimanya.

Rasulan diadakan rutin tiap tahunnya oleh masyarakat Sumberejo. Waktu dilaksanakannya tradisi ini berbeda-beda. Ada yang melakukan Rasulan pada Senin Kliwon dan ada pula yang melaksanakan di Rabu Pahing.

Hal yang menarik dari Rasulan adalah masyarakat setempat akan mengundang saudara, teman, maupun kerabat dari luar padukuhan (wilayah kalurahan). Selain itu, dalam pelaksanaan Rasulan masyarakat akan menyelipkan acara hiburan seperti Ledek, Campursari, ataupun jathilan dan Reog. Acara hiburan ini memiliki peran penting dalam menarik perhatian masyarakat di luar padukuhan untuk hadir serta menyaksikan kegiatan tersebut.

Rasulan dapat dimaknai sebagai hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa versi petani Sumberejo. Makna lainnya yaitu untuk menyambung tali silaturahmi antar masyarakat.

Proses awal Rasulan dimulai dari permintaan pemerintah kalurahan untuk membentuk panitia Rasulan serta menentukan kegiatan apa yang akan dilaksanakan. Dana yang digunakan untuk acara ini bersumber dari masyarakat.

Lalu masyarakat juga melaksanakan ritual yang dikenal dengan kenduren atau kenduri. Ini adalah puncak utama dari Rasulan. Masyarakat akan membawa makanan dari rumah yang berupa nasi, lauk pauk, hingga sayuran. Setelah diadakannya kenduri, makanan dicampur dan dimakan bersama-sama oleh masyarakat.

Banyak sekali pesan moral yang dapat dipetik dari tradisi Rasulan. Seperti harus bersyukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Sudah seharusnya kita tetap melestarikan tradisi yang kaya akan makna seperti Rasulan. Dengan melestarikan tradisi, kita dapat membantu tradisi lokal tetap bertahan walaupun banyaknya budaya luar yang masuk.

 

Sekian

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar